Penasaran, ya, sama judulnya?
Biasanya, 'kan aku selalu review tentang buku, drama Korea, atau variety show.
Tapi, kok, sekarang bahas hal lain? Tenang, akan aku jelaskan kenapa aku membuat
artikel ini.
Seperti yang kita tahu, tanggal 22 April itu diperingati sebagai Hari Bumi Internasional. Biasanya ada kampanye mematikan lampu selama satu jam untuk melindungi bumi kita ini. Nah, aku tertarik untuk membahasnya. Tenang, kok, ini masih ada sangkut pautnya sama hal-hal berbau Korea. Jadi, nggak terlalu menyimpang jauh dari fokus blog ini haha.
Kalian merasa nggak, sih, kalau
belakangan ini cuaca, kok, agak nggak bersahabat? Entah tiba-tiba ada angin
besar, hujan seharian hingga menyebabkan banjir di beberapa wilayah, atau udara yang
panas saat pagi menjelang siang lalu tiba-tiba hujan saat siang menjelang
malam.
Aku pernah dibuat shock gara-gara vas bunga tetangga aku tiba-tiba jatuh dan pecah. Padahal, vas bunganya terbuat dari keramik yang rasanya mustahil bisa jatuh hanya karena angin biasa. Anginnya benar-benar besar banget waktu itu. Bahkan, tetangga aku juga cerita kalau angin besar yang sempat melanda daerah sekitar rumah aku seperti angin tornado. Pos tenda polisi saja sampai terbang tertiup angin, lho! Parah banget, 'kan?
Ini semua terjadi karena bumi
kita sudah nggak sehat. Kenapa? Bumi kita sudah tua, usianya sudah ribuan
tahun. Dan selama itu, bumi kita telah menemani setiap peradaban yang terjadi.
Dari orang-orang yang harus menggosok kayu atau batu untuk menyalakan api, hingga sekarang kita hidup di peradaban 4.0 di mana teknologi sudah maju.
Lihat! Sudah berapa lama bumi
hidup? Tapi, apa yang bumi kita dapatkan? Dulu, bumi kita ditumbuhi banyak
pohon, sekarang telah berganti jadi gedung-gedung pencakar langit. Kasihan, lho,
bumi kita ini.
Tentunya kalian sudah nggak
asing dengan Global Warming. Kasus ini menjadi permasalahan besar sejak
beberapa tahun lalu. Salah satu efek dari Global Warming adalah suhu bumi yang
meningkat. Ternyata, ada beberapa tingkatan yang harus kita waspadai sebelum
bumi benar-benar hancur dan peradaban benar-benar musnah.
Sudah beberapa minggu ini aku
sedang menonton variety show Korea berjudul All the Butlers atau Master in the
House. Program ini dibawakan oleh Kim Dong Hyun, Shin Sung Rok, Yang Se Hyung,
Lee Seung Gi, dan Cha Eun Woo. Aku sudah pernah bahas mengenai program ini di
postingan sebelumnya. Jadi, jangan sungkan untuk baca, ya.
Baca juga: Review Variety Show All the Butlers
Di episode 139, program ini
membahas tentang awal mula terjadinya Corona karena memang program ini
disiarkan bertepatan saat awal-awal dunia diguncang oleh kasus Covid-19, tepatnya di tahun 2020.
Tapi, nggak hanya membahas tentang Corona saja. Episode ini juga membahas
kondisi bumi kita di masa sekarang.
Apa kalian pernah merasa kalau udara terasa panas banget, berbeda dari sebelumnya? Ini dikarenakan suhu bumi telah
meningkat karena efek dari Global Warming. Setidaknya, dari episode ini aku
tahu bahwa ada enam kenaikan suhu yang harus kita waspadai, seperti di bawah
ini:
- ·
Naik satu derajat celsius: Bumi akan dilanda
kekeringan.
- ·
Naik dua derajat celsius: Banjir besar akan
melanda negara-negara pelabuhan, seperti Kanada, Indonesia, Jepang, Selandia
Baru, dan masih banyak lagi.
- ·
Naik tiga derajat celsius: Hutan Amazon akan
lenyap.
- ·
Naik empat derajat celsius: Semua gunung es di
seluruh dunia akan mencair dan menghilang.
- ·
Naik lima derajat celsius: Cuaca ekstrem akan
terus terjadi setiap hari.
- ·
Naik enam derajat celsius: Lapisan ozon akan
hancur dan peradaban akan musnah.
Saat ini, suhu di bumi kita
sudah naik 0,4 derajat celsius. Belum naik satu derajat saja sudah begitu
mengkhawatirkan dampak yang diberikan. Bagaimana kalau sampai naik enam derajat
celsius? Yakin, masih mau pura-pura nggak peduli dengan bumi kita ini?
Aku merasakan kekhawatiran
ketika iklim suka berubah-ubah. Masalahnya,
perubahan iklim yang terjadi saat ini berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya. Udara
panas yang aku rasakan juga berbeda. Bahkan, aku sempat beberapa kali jatuh sakit karena perubahan iklim ini.
Jadi, ayo kita lakukan sesuatu
#UntukmuBumiku agar bumi kita bisa kembali sehat. Meskipun tidak sehat
sepenuhnya, setidaknya kita bisa mengurangi dampak dari Global Warming terhadap
bumi kita ini.
Meski jarang keluar rumah, aku
lebih memilih jalan kaki jika harus pergi ke tempat yang tidak terlalu jauh. Pokoknya, kalau bisa ditempuh dengan jalan kaki, aku akan
melakukannya. Selain meminimalisir polusi udara, bukankah jalan kaki juga
berdampak baik bagi tubuh kita?
Aku tipikal orang yang tertata
dan disiplin. Jadi, aku suka kesal kalau melihat orang suka buang sampah seenaknya.
Tapi, karena aku bukan tipikal orang yang bisa berdebat, lebih baik aku yang
membuang sampah mereka ke tempatnya.
Kenapa orang-orang masih malas
buang sampah pada tempatnya? Padahal, pemerintah telah menyediakan tempat sampah
di setiap fasilitas publik. Yuk, kita hilangkan budaya ‘malas’ dalam diri kita! Let’s #TeamUpforImpact agar bumi kita kembali sehat. Jika bumi kita sehat,
bukankah kita juga yang akan merasakan dampak baiknya?
Aku bersyukur setidaknya sudah
dibangun taman-taman kota di beberapa wilayah. Tapi, aku berharap pengunjung
sadar diri untuk tidak merusak taman kita dengan membuang sampah sembarangan
dan hal lainnya yang merugikan bumi.
Aku juga bersyukur nggak punya
kendaraan pribadi. Kenapa? Karena ini akan membuat aku naik transportasi umum.
Kebetulan aku seorang freelance, jadi nggak terlalu sering keluar rumah.
Satu lagi cara sederhana yang
aku lakukan untuk menjaga bumi adalah dengan menggunakan listrik sesuai kebutuhan.
Siapa di sini yang masih suka menyalakan lampu di siang hari? Jangan seperti
itu lagi, ya. Biasakan dari sekarang untuk menghemat energi.
Mengutip dari laman Merdeka,
penggunaan listrik juga menjadi salah satu penyebab utama Global Warming. Yuk,
mulai sadar diri dalam penggunaan listrik dan air! Sebisa mungkin untuk jalan
kaki atau bersepeda jika ada urusan di luar rumah.
Sayangi bumi kita untuk masa
depan yang lebih baik. Jika nggak dimulai dari kita, siapa yang akan memulai? Kalau bumi hancur, kita mau tinggal di mana lagi?
Komentar
Posting Komentar