Langsung ke konten utama

Bumi Kita Butuh Kasih Sayang

 

(Foto: Freepik.com/freepik)

Penasaran, ya, sama judulnya? Biasanya, 'kan aku selalu review tentang buku, drama Korea, atau variety show. Tapi, kok, sekarang bahas hal lain? Tenang, akan aku jelaskan kenapa aku membuat artikel ini.

Seperti yang kita tahu, tanggal 22 April itu diperingati sebagai Hari Bumi Internasional. Biasanya ada kampanye mematikan lampu selama satu jam untuk melindungi bumi kita ini. Nah, aku tertarik untuk membahasnya. Tenang, kok, ini masih ada sangkut pautnya sama hal-hal berbau Korea. Jadi, nggak terlalu menyimpang jauh dari fokus blog ini haha.

Kalian merasa nggak, sih, kalau belakangan ini cuaca, kok, agak nggak bersahabat? Entah tiba-tiba ada angin besar, hujan seharian hingga menyebabkan banjir di beberapa wilayah, atau udara yang panas saat pagi menjelang siang lalu tiba-tiba hujan saat siang menjelang malam.

Aku pernah dibuat shock gara-gara vas bunga tetangga aku tiba-tiba jatuh dan pecah. Padahal, vas bunganya terbuat dari keramik yang rasanya mustahil bisa jatuh hanya karena angin biasa. Anginnya benar-benar besar banget waktu itu. Bahkan, tetangga aku juga cerita kalau angin besar yang sempat melanda daerah sekitar rumah aku seperti angin tornado. Pos tenda polisi saja sampai terbang tertiup angin, lho! Parah banget, 'kan?

Ini semua terjadi karena bumi kita sudah nggak sehat. Kenapa? Bumi kita sudah tua, usianya sudah ribuan tahun. Dan selama itu, bumi kita telah menemani setiap peradaban yang terjadi. Dari orang-orang yang harus menggosok kayu atau batu untuk menyalakan api, hingga sekarang kita hidup di peradaban 4.0 di mana teknologi sudah maju.

Lihat! Sudah berapa lama bumi hidup? Tapi, apa yang bumi kita dapatkan? Dulu, bumi kita ditumbuhi banyak pohon, sekarang telah berganti jadi gedung-gedung pencakar langit. Kasihan, lho, bumi kita ini.

Tentunya kalian sudah nggak asing dengan Global Warming. Kasus ini menjadi permasalahan besar sejak beberapa tahun lalu. Salah satu efek dari Global Warming adalah suhu bumi yang meningkat. Ternyata, ada beberapa tingkatan yang harus kita waspadai sebelum bumi benar-benar hancur dan peradaban benar-benar musnah.

(Foto: Freepik.com/brgfx)

Sudah beberapa minggu ini aku sedang menonton variety show Korea berjudul All the Butlers atau Master in the House. Program ini dibawakan oleh Kim Dong Hyun, Shin Sung Rok, Yang Se Hyung, Lee Seung Gi, dan Cha Eun Woo. Aku sudah pernah bahas mengenai program ini di postingan sebelumnya. Jadi, jangan sungkan untuk baca, ya.

Baca juga: Review Variety Show All the Butlers

Di episode 139, program ini membahas tentang awal mula terjadinya Corona karena memang program ini disiarkan bertepatan saat awal-awal dunia diguncang oleh kasus Covid-19, tepatnya di tahun 2020. Tapi, nggak hanya membahas tentang Corona saja. Episode ini juga membahas kondisi bumi kita di masa sekarang.

Apa kalian pernah merasa kalau udara terasa panas banget, berbeda dari sebelumnya? Ini dikarenakan suhu bumi telah meningkat karena efek dari Global Warming. Setidaknya, dari episode ini aku tahu bahwa ada enam kenaikan suhu yang harus kita waspadai, seperti di bawah ini:

  • ·       Naik satu derajat celsius: Bumi akan dilanda kekeringan.
  • ·       Naik dua derajat celsius: Banjir besar akan melanda negara-negara pelabuhan, seperti Kanada, Indonesia, Jepang, Selandia Baru, dan masih banyak lagi.
  • ·       Naik tiga derajat celsius: Hutan Amazon akan lenyap.
  • ·       Naik empat derajat celsius: Semua gunung es di seluruh dunia akan mencair dan menghilang.
  • ·       Naik lima derajat celsius: Cuaca ekstrem akan terus terjadi setiap hari.
  • ·       Naik enam derajat celsius: Lapisan ozon akan hancur dan peradaban akan musnah.

Saat ini, suhu di bumi kita sudah naik 0,4 derajat celsius. Belum naik satu derajat saja sudah begitu mengkhawatirkan dampak yang diberikan. Bagaimana kalau sampai naik enam derajat celsius? Yakin, masih mau pura-pura nggak peduli dengan bumi kita ini?

Aku merasakan kekhawatiran ketika iklim  suka berubah-ubah. Masalahnya, perubahan iklim yang terjadi saat ini berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya. Udara panas yang aku rasakan juga berbeda. Bahkan, aku sempat beberapa kali jatuh sakit karena perubahan iklim ini.

Jadi, ayo kita lakukan sesuatu #UntukmuBumiku agar bumi kita bisa kembali sehat. Meskipun tidak sehat sepenuhnya, setidaknya kita bisa mengurangi dampak dari Global Warming terhadap bumi kita ini.

Meski jarang keluar rumah, aku lebih memilih jalan kaki jika harus pergi ke tempat yang tidak terlalu jauh. Pokoknya, kalau bisa ditempuh dengan jalan kaki, aku akan melakukannya. Selain meminimalisir polusi udara, bukankah jalan kaki juga berdampak baik bagi tubuh kita?

Aku tipikal orang yang tertata dan disiplin. Jadi, aku suka kesal kalau melihat orang suka buang sampah seenaknya. Tapi, karena aku bukan tipikal orang yang bisa berdebat, lebih baik aku yang membuang sampah mereka ke tempatnya.

Kenapa orang-orang masih malas buang sampah pada tempatnya? Padahal, pemerintah telah menyediakan tempat sampah di setiap fasilitas publik. Yuk, kita hilangkan budaya ‘malas’ dalam diri kita! Let’s #TeamUpforImpact agar bumi kita kembali sehat. Jika bumi kita sehat, bukankah kita juga yang akan merasakan dampak baiknya?

(Foto: Freepik.com/freepik)

Aku bersyukur setidaknya sudah dibangun taman-taman kota di beberapa wilayah. Tapi, aku berharap pengunjung sadar diri untuk tidak merusak taman kita dengan membuang sampah sembarangan dan hal lainnya yang merugikan bumi.

Aku juga bersyukur nggak punya kendaraan pribadi. Kenapa? Karena ini akan membuat aku naik transportasi umum. Kebetulan aku seorang freelance, jadi nggak terlalu sering keluar rumah.

Satu lagi cara sederhana yang aku lakukan untuk menjaga bumi adalah dengan menggunakan listrik sesuai kebutuhan. Siapa di sini yang masih suka menyalakan lampu di siang hari? Jangan seperti itu lagi, ya. Biasakan dari sekarang untuk menghemat energi.

Mengutip dari laman Merdeka, penggunaan listrik juga menjadi salah satu penyebab utama Global Warming. Yuk, mulai sadar diri dalam penggunaan listrik dan air! Sebisa mungkin untuk jalan kaki atau bersepeda jika ada urusan di luar rumah.

Sayangi bumi kita untuk masa depan yang lebih baik. Jika nggak dimulai dari kita, siapa yang akan memulai? Kalau bumi hancur, kita mau tinggal di mana lagi?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Star and I, Penutup Trilogi New York Ilana Tan

Judul: The Star and I Penulis: Ilana Tan Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Editor: Heith Rusli Sampul: Kitty Felicia Ramadhani Jumlah Halaman: 344 halaman Panjang Buku: 20 cm ISBN: 978-602-06-4966-5 E-ISBN: 986-02-4967-2 Tahun Terbit: 20 Januari 2021 (Foto: Gramedia.com) Blurb: Sejak kecil, Olivia Mitchell ingin tahu siapa orangtua kandungnya. Jadi, ketika ia mendapat kesempatan bekerja di New York, ia pun menyambarnya tanpa ragu. Namun, mencari seseorang tanpa nama di kota sebesar New York adalah sesuatu yang mustahil. Kini kontrak kerja Olivia akan segera berakhir, dan Olivia menolak pulang ke Inggris sebelum melacak keberadaan orangtua kandungnya. Itu berarti ia harus segera mencari pekerjaan baru supaya ia bisa tetap tinggal di New York. Seolah semua itu belum cukup memusingkan, Olivia mendadak bertemu kembali dengan Rex Rankin—sahabat masa kecilnya, sekaligus cinta pertamanya yang gagal—yang muncul untuk menawarkan bantuan. Profil Penulis Nama Ilana Tan mulai terkenal karena novel ...

4 Webtoon Bertema Makanan yang Bikin Kamu 'Ngiler'

Bicara tentang Webtoon , tema yang paling populer adalah percintaan, drama, dan fantasi. Entah mengapa, tema percintaan selalu jadi nomor satu. Kalian tahu tidak apa efeknya baca Webtoon tema percintaan? Ini bisa meningkatkan hormon ke- halu -an kalian dan bisa memperparah imajinasi kalian, lho! Webtoon memang jadi pilihan terbaik untuk memperbaiki mood dan paling afdol jika dibarengi dengan camilan favorit. Di pembahasan kali ini, aku mau merekomendasikan Webtoon yang akan membuat cacing-cacing dalam perut kalian berdemo. Ini rekomendasi pure dari aku pribadi, bukan nyomot artikel orang lain. Jajan Squad Webtoon.com Author: Dito Satrio Season: 1 Jumlah episode: 186 episode Genre: Slice of life Status: Tamat Indonesia terkenal dengan budayanya yang beragam, termasuk makanan. Mulai dari jajanan tradisional hingga makanan berat, Indonesia punya buanyak banget pilihan. Sebut saja kue cucur, kue putu, gudeg, rawon, dan lain sebagainya. Bahkan, setiap kota punya jenis soto masing-masi...

Love Rain, Ketika Cinta Terhalang Masa Lalu Orang Tua

Di sini ada nggak yang lebih suka nonton drama Korea beberapa tahun lalu? Bukan drama yang lagi viral saat ini, ya. Kalau ada, berarti kita punya sense drakor yang sama. Ya, aku lebih suka nonton drakor zaman dulu. Berhubung aku lagi rindu sama aktingnya Jang Geun Suk, mari kita flashback ke sepuluh tahun silam melalui drama Love Rain. Sinopsis Perjalanan kisah cinta dua sejoli tahun 70-an. Seo In Ha, mahasiswa jurusan seni yang jatuh cinta pada Kim Yoon Hee, perempuan yang tidak sengaja berpapasan dengannya dalam waktu tiga detik. Mereka saling mencintai. Sayangnya, kisah cinta mereka tidak berakhir bahagia. Di abad-21, Seo Joon yang merupakan anak Seo In Ha juga melakukan hal yang sama. Dia jatuh cinta dengan Jung Ha Na, anak dari Kim Yoon Hee. Sifat mereka berdua berbanding terbalik dengan sifat orang tua mereka. Pemeran Utama Seo Joon Seo Joon merupakan seorang fotografer hebat yang memiliki sifat bossy , dingin, dan nggak percaya sama cinta. Hal ini dikarenakan dia kecewa sama a...