Judul : Love In City of Angels
Penulis : Irene Dyah Respati
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Harga : Rp55.000
Cetakan : Pertama, 2016
Isi : 210 halaman
ISBN : 978-602-03-3491-2
Blurb :
Ajeng. Gadis kota besar yang bisa sangat bitchy dalam banyak hal, terutama pernikahan. Baginya, cinta cuma mitos.
Yazan Khan. Yoda, si Poker Face. Ketenangannya menemani Ajeng membeli test pack, setenang saat ia menyelipkan bunga di tangan gadis itu. Pendek kata, mengerikan.
Earth. Pria yang berisiko membuatmu lupa segala, termasuk namamu sendiri.
Cheetah. Mamalia yang sebaiknya tidak disebut-sebut di depan Ajeng.
Ibu. Dicurigai sudah kehilangan akal sehatnya karena mau menerima kembali pecundang itu.
Masjid Jawa di Bangkok. Tempat kisah-kisah bermula.
Krung Thep alias City of Angels alias Bangkok. Di kota ini, terlalu tipis batas antara iman dan godaan. Ajeng lebih suka menyebutnya The Sin City.
Around The World with Love ❤️
Destinasi wisata pertama kita kali ini adalah Bangkok melalui perjalanan cinta Ajeng yang bitchy dan Yazan, laki-laki India yang sangat alim. Udah ada yang pernah ke Bangkok sebelumnya?
Ajeng sendiri merupakan karakter perempuan yang memiliki kehidupan bebas layaknya perempuan metropolitan. Tau maksudnya? Jadi Ajeng ini perempuan yang suka belanja, party setelah kerja, gonta-ganti pacar, bahkan ONS (one night stand). She is Indonesian and moslem. Tipe karakter yang sering banget kita jumpai di dunia nyata.
Sampai akhirnya dia merasa ada yang janggal dengan Earth yang membuat dia memutuskan untuk beli test pack. Ajeng ini enggak percaya sama pernikahan, apalagi cinta. Sampai dia bertemu Yazan.
Yazan ini salah satu rekan kantor Ajeng yang punya posisi lebih tinggi dan berbeda divisi pula sama Ajeng. Hanya saja mereka tinggal di gedung apartemen yang sama.
Jika kita udah jatuh cinta sama seseorang, seburuk apa pun masa lalu orang yang kita cintai pasti akan kita maafkan. Hal ini berlaku untuk pasangan Ajeng-Yazan.
Berawal dari Yazan yang meminta Ajeng untuk menemaninya jalan-jalan ke daerah Satorn untuk mengunjungi Masjid Jawa. Dari sanalah mereka mulai dekat, selalu pergi ke mana pun bersama. Bahkan Yazan menawarkan diri untuk ikut menjemput orang tua Ajeng yang mau liburan ke Bangkok.
Dari awal, Ajeng juga udah sadar kalau Yazan ini terlalu sempurna. Laki-laki ini selalu menjalankan sholat tepat waktu dan selalu mengajak Ajeng untuk sholat bersama. Tapi ya namanya Ajeng, selalu menolak dengan alasan "datang bulan".
Hingga di titik Yazan mulai membicarakan tentang hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Ajeng enggak tau harus bahagia atau sedih.
Ajeng punya masa lalu yang buruk, bahkan Yazan orang yang menemani Ajeng beli test pack setelah dapat kabar enggak enak dari Earth. Padahal saat itu, hubungan mereka sebatas dua orang asing yang kebetulan pulang ke arah yang sama. Ajeng sadar diri batasan dia dan Yazan harus sampai mana. Tapi, kalau kita udah nyaman sama seseorang, kita bisa apa?
Sumpah! Jarang banget ada laki-laki seperti Yazan di dunia nyata, yang mau menerima masa lalu perempuan yang dicintai. Bahkan sebenarnya, Yazan pun juga enggak peduli she is still virgin or not!
Yazan tulus mencintai Ajeng, dia menerima masa lalu Ajeng dan bersama-sama menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan. Ada laki-laki seperi Yazan di dunia nyata? Ada, tapi bisa dihitung dengan jari.
Buat kamu para perempuan yang punya masa lalu kelam, percayalah pasti nanti akan ada laki-laki yang mau menerima kamu dan masa lalumu. Jangan takut enggak akan dapet jodoh.
Selain penjelasan karakter yang kuat, penjelasan tentang bagaimana kondisi Bangkok cukup membuat otak aku membayangkan, "Oh, Bangkok tuh gini toh!" padahal belum pernah ke Bangkok sama sekali. Penulisnya sendiri pun emang pernah tinggal di Bangkok beberapa tahun, jadi enggak asal comot dari Google.
Move to the cover.
Ilustrasi suasana malam di jalanan Kota Bangkok dengan beberapa objek dan tulisan yang diberi efek embos. Cintalah aku sama yang desain cover seperti ini. Karena yang desain benar-benar harus punya imajinasi untuk buat ilustrasi, dan buat ilustrasi itu enggak semudah menggoreskan pensil di atas kertas dan jadilah pegunungan, lengkap dengan sawah di sisi kiri dan kanan jalan.
Ada banyak novel yang covernya pakai ilustrasi, contohnya novel karya Ilana Tan. Yang aku tau, novel karya Ilana Tan semuanya pakai cover ilustrasi. Dari Four Season Stories, In A Blue Moon, dan lainnya.
How 'bout the typo?

Typo masih ada tapi bukan termasuk typo yang bener-bener mengganggu. Kalau kalian tipe pembaca yang mudah hanyut dalam cerita, udah pasti susah nemuin typo macam ini. Aku termasuk tipe pembaca yang mudah terganggu dengan typo, sekecil apa pun itu. Jadi ya enggak menutup kemungkinan waktu lagi baca, udah hanyut ke dalam cerita, akan langsung ambil pulpen untuk kasih tanda di bagian mana yang typo. For me, perfect is a must dalam sebuah karya tulis. Jadi jangan heran kalau koleksi novel aku tuh enggak pernah bersih, ada aja coretan atau tempelan sticky notes hehe.
Oke, sekian review kali ini. Untuk kamu yang mau beli, mungkin bisa cari di online ya. Karena beberapa waktu lalu aku mampir ke toko buku, novel ini udah enggak ada. Tapi enggak tau kalau di toko buku yang lain, masih ada atau enggak. Atau mau minjem sama aku?? Boleh kok, asal dibalikin aja hehe.
Xoxo ❤️
Komentar
Posting Komentar